TRIBUNNEWS.COM, LANGSA - Sebanyak 18 unit Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tujuh unit Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Aceh Timur hingga kini belum bisa melunasi tagihan listrik dan biaya operasional lainnya.
Kondisi itu diakibatkan, tidak dialokasikannya dana bantuan operasional (DBO) yang seharusnya sudah dianggarkan dalam APBK 2011. Bahkan, banyak di antara pengurus sekolah yang sudah meminjam dana operasional untuk menutupi kebutuhan selama ini.
Kondisi itu terungkap saat Ketua Komisi C DPRK Aceh Timur, Abdul Hamid yang didampingi anggota komisi, T Zakaria, Maimun, dan Fadil Muhammad dalam jumpa pers yang digelar di Gedung DPRK setempat di Langsa, Selasa (21/6/2011).
Menurut Abdul Hamid alias Kacamata, alokasi dana untuk DBO sekolah sudah diminta kepada eksekutif agar bisa disegerakan. Permintaan pengusulan ke tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) Aceh Timur, karena kondisi sekolah yang hampir harus ditutup karena tidak ada biaya operasional.
Para anggota komisi C juga juga menyatakan kekecewaan mereka dengan kinerja tim panitia anggaran eksekutif. Soalnya anggaran DBO sekolah ini tidak diusulkan pada pembahasan RAPBK 2011. “Padahal anggaran itu sangat penting dan menjadi skala prioritas,” kata Kacamata.
Sementara itu, Anggota Komisi C, T Zakaria mengatakan, pihak PT PLN dikabarkan akan segera memutuskan aliran listrik secara massal ke seluruh SMA dan SMK di Aceh Timur yang menunggal rekening. Kebijakan PLN tersebut, menurut T Zakaria, karena tagihan listrik sudah enam bulan belum dilunasi.
Anggota lain, Fadil Muhammad dan Maimun juga berharap agar bupati dan sekda bisa secepatnya menuntaskan persoalan dan jangan sampai berlarut-larut. “Karena ini menyangkut hajat kepentingan para siswa di daerah kita,” timpal keduanya.
T Zakaria juga Ketua Fraksi Demokrat menambahkan, pihaknya juga berusaha mencari tahu informasi keberadaan dana tersebut ke DPKKD. Bahkan, ia mengaku akan melakukan pengecekan ke provinsi di Banda Aceh. “Tapi DBO itu kan juga menjadi tanggung jawab Pemkab Aceh Timur, yang harus dialokasikan sesuai kemampuan daerah,” katanya.
Ia juga menyebutkan ada sejumlah mata anggaran yang seharusnya menjadi skala prioritas dan harus segera diusulkan. Di antaranya adalah, dana DBO, pengamanan Pilkada, E-KTP, dan dana sharing PNPM.
“Tapi eksekutif tak satu pun mengutamakan item anggaran ini,” tukas Kacamata. Turut hadir pula, Bendahara Dinas Pendidikan Aceh Timur, Agus Satria yang ikut memberikan penjelasan di hadapan
Komisi C. Menurut Agus, seharusnya anggaran DBO sekolah sepenuhnya menjadi tanggungjawab pemerintah daerah. Sementara pihak provinsi hanya sebagai pendukung.
“Artinya, dana DOB dari provinsi itu hanya sebatas tambahan saja, selebihnya menjadi tangung jawab pemerintah daerah,” katanya.
Ia juga mengatakan, para kepala sekolah sudah merasa kebingungan, apalagi mendekati penerimaan siswa baru. “Untuk biaya fotokopi formulir penerimaan siswa baru saja tidak tahu mau diambil dari mana uangnya, kan tidak mungkin memungut biaya dari siswa baru,” kata Agus.
Sebelumnya diberitakan, para kepala sekolah SMA dan SMK mengadukan perihal tersebut ke Dewan. Mereka mengeluhkan kondisi utang yang sudah membengkak untuk menutupi kebutuhan biaya operasional setiap hari. (*)
Sumber : tribunnews.com
Selengkapnya...
Rabu, 22 Juni 2011
Listrik Sejumlah SMA di Aceh Timur Terancam Diputuskan
Arab Saudi dan Pengkhianatan Keluarga Saud
Arab Saudi merupakan salah satu negara di Dunia Islam yang cukup strategis, terutama karena di negara tersebut terdapat Baitullah di Makkah yang menjadi pusat ibadah haji kaum Muslim seluruh dunia. Apalagi perjalanan Islam tidak bisa dilepaskan dari wilayah Arab Saudi. Sebab, di sanalah Rasulullah saw. lahir dan Islam bermula hingga menjadi peradaban besar dunia.
Arab Saudi juga sering menjadi rujukan dalam dunia pendidikan Islam karena di negara tersebut terdapat beberapa universitas seperti King Abdul Aziz di Jeddah dan Ummul Qura di Makkah yang menjadi tempat belajar banyak pelajar Islam dari seluruh dunia. Dari negara ini, muncul Gerakan Wahabi yang banyak membawa pengaruh di Dunia Islam.
Ibnu Suud dengan Pemerintah Inggris |
Lebih jauh, Saudi sering dianggap merupakan representasi negara Islam yang berdasarkan al-Quran dan Sunnah.Namun demikian, di sisi lain, Saudi juga merupakan negara yang paling banyak dikritik di Dunia Islam. Sejak awal pembentukannya, negara ini dianggap memberontak terhadap Khilafah Utsmaniyah. Sejarahnya juga penuh dengan pertumpahan darah lawan-lawan politiknya.
Banyak pihak juga menyoroti tindakan keras yang dilakukan oleh rezim ini terhadap pihak-pihak yang menentang kekuasaan Keluarga Saud. Tidak hanya itu, Saudi juga dikecam karena menyediakan daerahnya untuk menjadi pangkalan militer AS. Kehidupan keluarga kerajaan yang penuh kemewahan juga banyak menjadi sorotan. Secara ekonomi, Saudi juga menjadi incaran negara-negara besar di dunia karena faktor kekayaan minyaknya.
MEMBERONTAK KEPADA NEGARA ISLAM, BERSEKUTU DENGAN INGGRIS
Secara resmi, negara ini memperingati kemerdekaannya pada tanggal 23 September. Pada saat itulah, tahun 1932, Abdul Aziz—dikenal juga dengan sebutan Ibnu Sa‘ud—memproklamirkan berdirinya Kerajaan Saudi Arabia (al-Mamlakah al-‘Arabiyah as-Su‘udiyah). Abdul Aziz pada saat itu berhasil menyatukan dinastinya; menguasai Riyad, Nejed, Ha-a, Asir, dan Hijaz.
Abdul Aziz juga berhasil mempolitisasi pemahaman Wahabi untuk mendukung kekuatan politiknya. Sejak awal, Dinasti Sa‘ud secara terbuka telah mengumumkan dukungannya dan mengadopsi penuh ide Wahabi yang dicetuskan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang kemudian dikenal dengan Gerakan Wahabi. Dukungan ini kemudian menjadi kekuatan baru bagi Dinasti Sa‘ud untuk melakukan perlawanan terhadap Khilafah Islamiyah.
Hanya saja, keberhasilan Dinasti Sa‘ud ini tidak lepas dari bantuan Inggris. Mereka bekerjasama untuk memerangi pemerintahan Khilafah Islamiyah. Sekitar tahun 1792-1810, dengan bantuan Inggris mereka berhasil menguasai beberapa wilayah di Damaskus. Hal ini membuat Khilafah Islamiyah harus mengirim pasukannya untuk memadamkan pemberontakan ini. Fase pertama, pemberontakan Dinasti Saud berhasil diredam setelah pasukan Khilafah Islamiyah berhasil merebut kota ad-Diriyah.
Namun kemudian, beberapa tahun kemudian, Dinasti Sa‘ud, di bawah pimpinan Abdul Aziz bin Abdurrahman, berupaya membangun kembali kekuataannya. Apalagi pada saat itu, Daulah Khilafah Islamiyah semakin melemah. Pada tahun 1902, Abdul Aziz menyerang dan merebut kota Riyadh dengan membunuh walinya (Gubernur Khilafah ar-Rasyid). Pasukan Aziz terus melakukan penaklukan dan membunuh pendukung Khilafah Utsmaniyah dengan bantuan Inggris.
Salah satu sahabat dekat Abdul Aziz Abdurrahman adalah Harry St. John Pilby, yang merupakan agen Inggris. Philby menjuluki Abdul Aziz bin Abdurrahman sebagai “Seorang Arab yang Beruntung”, sementara Abdul Aziz menjulukinya dengan “Bintang Baru dalam Cakrawala Arab”. Philby adalah orang Inggris yang ahli Arab yang telah lama menjalin hubungan baik dengan Keluarga Sa‘ud sejak misi pertamanya ke Nejed pada tahun 1917.
Pada tahun 1926, Philby tinggal di Jeddah. Dikabarkan kemudian, Philby masuk Islam dan menjadi anggota dewan penasihat pribadi Raja pada tahun 1930. (Lihat: Goerge Lenczowsky, Timur Tengah di Tengah Kencah Dunia, hlm. 351).
Kerjasama Dinasti Sa‘ud dengan Inggris tampak dalam perjanjian umum Inggris-Arab Saudi yang ditandatangani di Jeddah (20 Mei 1927). Perjanjian itu, yang dirundingkan oleh Clayton, mempertegas pengakuan Inggris atas ‘kemerdekaan lengkap dan mutlak’ Ibnu Sa‘ud, hubungan non-agresi dan bersahabat, pengakuan Ibnu Sa‘ud atas kedudukan Inggris di Bahrain dan di keemiran Teluk, serta kerjasama dalam menghentikan perdagangan budak (ibidem, hlm. 351). Dengan perlindungan Inggris ini, Abdul Aziz (yang dikenal dengan Ibnu Sa‘ud) merasa aman dari berbagai rongrongan.
Pada tahun 1916, Abdul Aziz menerima 1300 senjata dan 20.000 keping emas dari Inggris. Mereka juga berunding untuk menentukan perbatasan negerinya, yang ditentukan oleh Percy Cox, utusan Inggris. Percy Cox mengambil pinsl dan kertas kemudian menentukan (baca: memecah-belah) perbatasan negeri tersebut. Tidak hanya itu, Inggris juga membantu Ibnu Sa‘ud saat terjadi perlawanan dari Duwaish (salah satu suku Nejed). Suku ini menyalahkan Ibnu Saud yang dianggap terlalu menerima inovasi Barat. Sekitar tahun 1927-1928, Angkatan Udara Inggris dan Pasukan Ibnu Sa‘ud mengebom suku tersebut. Mengingat kerjasama mereka yang sangat erat, Inggris memberi gelar kebangsawanan ‘sir’ untuk Abdul Aziz bin Abdurrahman.
PERSAHABATAN DENGAN AS
Persahabatan Saudi dengan AS diawali dengan ditemukannya ladang minyak di negara itu. Pada 29 Mei 1933, Standart Oil Company dari California memperoleh konsesi selama 60 tahun. Perusahaan ini kemudian berubah nama menjadi Arabian Oil Company pada tahun 1934. Pada mulanya, pemerintah AS tidak begitu peduli dengan Saudi. Namun, setelah melihat potensi besar minyak negara tersebut, AS dengan agresif berusaha merangkul Saudi. Pada tahun 1944, Deplu AS menggambarkan daerah tersebut sebagai, “sumber yang menakjubkan dari kekuatan strategi dan hadiah material yang terbesar dalam sejarah dunia (a stupendous source of strategic power and the greatest material prize in the world’s history).”
Untuk kepentingan minyak, secara khusus wakil perusahaan Aramco, James A. Moffet, menjumpai Presiden Roosevelt (April 1941) untuk mendorong pemerintah AS memberikan pinjaman utang kepada Saudi. Utang inilah yang kemudian semakin menjerat negara tersebut menjadi ‘budak’ AS. Pada tahun 1946, Bank Ekspor-Impor AS memberikan pinjaman kepada Saudi sebesar $10 juta dolar. Tidak hanya itu, AS juga terlibat langsung dalam ‘membangun’ Saudi menjadi negara modern, antara lain dengan memberikan pinjaman sebesar $100 juta dolar untuk pembangunan jalan kereta api yang menghubungkan ibukota dengan pantai timur dan barat. Tentu saja, utang ini kemudian semakin menjerat Saudi.
Konsesi lain dari persahabatan Saudi-AS ini adalah penggunaan pangkalan udara selama tiga tahun oleh AS pada tahun 1943 yang hingga saat ini terus dilanjutkan. Pangkalan Udara Dhahran menjadi pangkalan militer AS yang paling besar dan lengkap di Timur Tengah. Hingga saat ini, pangkalan ini menjadi basis strategis AS, terutama saat menyerang negeri Muslim Irak dalam Perang Teluk II. Penguasa keluarga Kerajaan Saudi dengan ‘sukarela’ membiarkan wilayahnya dijadikan basis AS untuk membunuhi sesama saudara Muslim. AS pun kemudian sangat senang dengan kondisi ini.
Pada tahun 1947, saat Putra Mahkota Emir Saud berkunjung ke AS, dia menerima penghargaan Legion of Merit atas jasanya kepada sekutu selama perang. Hingga saat ini, persahabatan AS dan Saudi terus berlanjut walaupun harus menyerahkan loyalitasnya kepada AS dan membunuh sesama Muslim.
NEGARA ISLAM SEMU
Salah satu kehebatan negara Saudi selama ini adalah keberhasilannya dalam menipu kaum Muslim, seakan-akan negaranya merupakan cerminan dari negara Islam yang menerapkan al-Quran dan Sunnah. Keluarga Kerajaan juga menampilkan diri mereka sebagai pelayan umat hanya karena di negeri mereka ada Makkah dan Madinah yang banyak dikunjungi oleh kaum Muslim seluruh dunia. Saudi juga terkesan banyak memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok Islam maupun negeri-negeri Islam untuk mencitrakan mereka sebagai ‘pelayan umat’ dan penjaga dua masjid suci (Khadim al-Haramain).
Akan tetapi, citra seperti itu semakin pudar mengingat sepak terjang keluarga Kerajaan selama ini, terutama persahabatannya dengan AS yang mengorbankan kaum Muslim. Arab Saudi menjadi pendukung penuh AS baik secara politis maupun ekonomi dalam Perang Teluk II. Saudi juga mendukung serangan AS ke Afganistan dan berada di sisi Amerika untuk memerangi teroris. Untuk membuktikan kesetiaannya itu, Saudi, pada 17 Juni 2002 mengumumkan bahwa aparat keamanannya telah menahan enam orang warga negaranya dan seorang warga Sudan yang didakwa menjadi anggota Al-Qaeda. Tujuh orang itu didakwa berencana untuk menyerang pangkalan militer Amerika dengan rudal SAM 7. Masih dalam rangka kampanye AS ini, Saudi menghabiskan jutaan dolar untuk membuat opini umum—antara lain lewat iklan—bahwa Saudi adalah mitra AS dalam “perang antiterorisme.” (K.Com, Newsweek, 03/5/2002).
Penguasa Saudi juga dikenal kejam terhadap kelompok-kelompok Islam yang mengkritisi kekuasaannya. Banyak ulama berani dan salih yang dipenjarakan hanya kerena mengkritik keluarga Kerajaan dan pengurusannya terhadap umat. Tidak hanya itu, tingkah polah keluarga Kerajaan dengan gaya hidup kapitalisme sangat menyakitkan hati umat. Mereka hidup bermewah-mewah, sementara pada saat yang sama mereka membiarkan rakyat Irak dan Palestina hidup menderita akibat tindakan AS yang terus-menerus dijadikan Saudi sebagai mitra dekat.
Benarkah Saudi merupakan negara Islam? Jawabannya, “Tidak sama sekali!” Apa yang dilakukan oleh negara ini justru banyak yang menyimpang dari syariat Islam.
Beberapa bukti antara lain:
Berkaitan dengan sistem pemerintahan, dalam pasal 5a Konstitusi Saudi ditulis: Pemerintah yang berkuasa di Kerajaan Saudi adalah Kerajaan. Dalam Sistem Kerajaan berarti kedaulatan mutlak ada di tangan raja. Rajalah yang berhak membuat hukum. Meskipun Saudi menyatakan bahwa negaranya berdasarkan pada al-Quran dan Sunnah, dalam praktiknya, dekrit rajalah yang paling berkuasa dalam hukum. Sementara itu, dalam Islam, bentuk negara adalah Khilafah Islamiyah, dengan kedaulatan ada di tangan Allah SWT.
Dalam sistem kerajaan, rajalah yang juga menentukan siapa penggantinya; biasanya adalah anaknya atau dari keluarga dekat, sebagaimana tercantum dalam pasal 5c: Raja memilih penggantinya dan diberhentikan lewat dekrit kerajaan. Siapa pun mengetahui, siapa yang menjadi raja di Saudi haruslah orang yang sejalan dengan kebijakan AS. Sementara itu, dalam Islam, Khalifah dipilih oleh rakyat secara sukarela dan penuh keridhaan.
Dalam bidang ekonomi, dalam praktiknya, Arab Saudi menerapkan sistem ekonomi kapitalis. Ini tampak nyata dari dibolehkannya riba (bunga) dalam transaksi nasional maupun internasional di negara itu. Hal ini tampak dari beroperasinya banyak bank ‘ribawi’ di Saudi seperti The British-Saudi Bank, American-Saudi Bank, dan Arab-National Bank. Hal ini dibenarkan berdasarkan bagian b pasal 1 undang-undang Saudi yang dikeluarkan oleh Raja (no M/5 1386 H).
Saudi juga menjadi penyumbang ‘saham’ IMF, organisasi internasional bentuk AS yang menjadi ‘lintah darat’ yang menjerat Dunia Islam dengan riba. Saudi adalah penanam saham no. 6 yang terbesar dalam organisasi itu. Ada bukti lain yang menunjukkan bahwa ekonomi Saudi adalah ekonomi kapitalis, yakni bahwa Saudi menjadikan tambang minyak sebagai milik individu (keluarga Kerajaan dan perusahaan asing), padahal minyak adalah milik umum (milkiyah ‘amah) yang tidak boleh diberikan kepada individu.
Kerajaan Saudi juga dibangun atas dasar rasialisme dan nasionalisme. Hal ini tampak dari pasal 1 Konstitusi Saudi yang tertulis: Kerajaan Saudi adalah Negara Islam Arab yang berdaulat (a sovereign Arab Islamic State). Sementara itu, dalam Islam, Khilafah adalah negara Islam bagi seluruh kaum Muslim di dunia, tidak hanya khusus orang Arab.
Tidak mengherankan kalau di Saudi seorang Muslim yang bukan Saudi baru bisa memiliki bisnis atau tanah di Saudi kalau memiliki partner warga Saudi. Atas dasar kepentingan nasional, Raja Fahd pada 1997 mengusir ratusan ribu Muslim di luar Saudi (sebagian besar dari India, Pakistan, Mesir, dan Indonesia) dari Arab Saudi karena mereka dicap sebagai pekerja ilegal.
Bahkan, untuk beribadah haji saja mereka harus memiliki paspor dan visa. Sementara itu, dalam Islam, setiap Muslim boleh bekerja dan berpergian di wilayah manapun dari Daulah Khilafah Islamiyah dengan bebas. Pada saat yang sama, Saudi mengundang ratusan non-Muslim dari Eropa dan tentara Amerika untuk bekerja di Saudi dan menempati pangkalan militer di negara itu.
Tidak hanya itu, demi alasan keamanan keluarga Kerajaan, berdasarkan data statistik kementerian pertahanan AS, negara-negara Teluk (termasuk Saudi) sejak tahun 1990-November 1995 telah menghabiskan lebih dari 72 miliar dolar dalam kontrak kerjasama militer dengan AS. Saat ini, lebih dari 5000 personel militer AS tinggal di Saudi.
Apa yang terjadi di Saudi saat ini hanyalah salah satu contoh di antara sekian banyak contoh para penguasa Muslim yang melakukan pengkhianatan kepada umat. Tidak jarang, para penguasa pengkhianat umat ini menamakan rezim mereka dengan sebutan negara Islam atau negara yang berdasarkan al-Quran dan Sunnah; meskipun pada praktiknya jauh dari Islam.
Karenanya, umat Islam wajib menyadari kewajiban menegakkan Daulah Khilafah Islamiyah yang sahih, bukan semu. Daulah Khilafah Islamiyah inilah yang akan menerapkan hukum-hukum Islam secara menyeluruh, yang pada giliran akan menyelesaikan berbagai persoalan umat ini.
Sumber : dakwahmedia.com
Selengkapnya...
Figur Salah Salah Satu Eksekutor Qisas Di Arab Saudi
Hukuman Qisas menjadi buah bibir seiring berita miris TKI Ruyati binti Satubi yang menjalani satu di antara bentuk hukuman dalam Islam itu, karena dikabarkan terbukti membunuh ibu majikannya. Secara luas, publik sudah banyak mengetahui bentuk Qisas. Eye to eye atau blood to blood istilah inggrisnya. Hilang nyawa? Ya balas nyawa.
Muhammad Saad al-Beshi, eksekutor hukuman Qisas di Arab Saudi. |
Pun sedikit saja yang mengetahui cerita hidup dan kehidupan para eksekutor qisas. Sebuah balada hidup jagal qisas yang terungkap ke publik adalah kisah Muhammad Saad al-Beshi.
Di Arab Saudi, nama Beshi cukup terkenal. Maklum saja, pria yang kini berusia sekitar 50 tahun ini merupakan seorang eksekutor andal yang dipekerjakan secara khusus oleh pemerintah Arab Saudi. Beshi, yang direkrut jadi eksekutor sejak 1998, mengaku bangga dengan pekerjaannya itu.
Bukan hal yang menakutkan baginya meski harus menjalankan perintah memenggal kepala para terpidana mati, tak terkecuali wanita. Padahal secara pribadi, al-Beshi merupakan pribadi antikekerasan terhadap perempuan.
“Saya memang menentang kekerasan terhadap perempuan. Namun, jika semua perintah (pemenggalan) datangnya dari Tuhan, saya harus melaksanakannya. Saya bangga bisa melakukan pekerjaan untuk Tuhan,” ujar Beshi seperti dikutip harian Arab News.
Berdasarkan hukum Islam yang berlaku di Arab Saudi, hukuman mati pantas diberlakukan untuk seorang pembunuh, pemerkosa, penyelundup narkoba, perampokan bersenjata dan pengguna narkoba.
Selain diminta memenggal kepala tahanan, tak jarang Beshi juga diminta menembak mati tahanan perempuan. “Semua tergantung permintaan. Kadang mereka menyuruh saya menggunakan pedang, kadang pula dengan senjata api. Namun, seringkali saya memakai pedang,” ujarnya.
Ketika diwawancarai, Beshi bekerja sebagai eksekutor di penjara Taif. Di antara tugasnya di sana, ia harus memborgol dan menutup mata tahanan yang menghadapi hukuman mati. Pernah, dalam sehari ia memenggal 10 kepala terpidana mati.
Betapapun kuat mental Beshi, toh ia mengakui bahwa ketika pertama kali menjadi eksekutor di Jeddah, ia sangat gugup. Pasalnya, banyak orang yang menyaksikan eksekusi itu. Namun, kini Beshi telah mampu mengatasi “demam panggung”-nya. (arabnews/surya/*)
Sekali Tebas Pedang Gelindingkan Kepala Beberapa Meter
TRIBUNNEWS.COM - Apa rasanya memenggal kepala manusia? Muhammad Saad al-Beshi, seorang eksekutor hukuman qisas mengakui sempat gugup pada saat pertama kali menjalankan tugas yang ia anggap mulia tersebut. Rasa takut bercampur dengan cemas karena disaksikan banyak 'penonton'.
Sebelum memenggal, al-Beshi harus lebih dulu memborgol dan menutup mata tahanan yang menghadapi hukuman mati.
“Tahanan saat itu diikat dan ditutup matanya. Dengan sekali tebas pakai pedang, saya memisahkan kepalanya, yang jatuh menggelinding beberapa meter jauhnya,” kenang Beshi tentang pemenggalan pertama yang dilakukannya.
Kala itu, banyak saksi yang muntah usai menyaksikan pemenggalan tersebut. Beshi mengaku tidak tahu mengapa mereka ikut menyaksikan “penjagalan” kalau tak tahan.
Meski menjadi penjagal kelas wahid di negaranya, Beshi menyebut tak ada orang yang takut pada dirinya. Kehidupannya di masyarakat sama seperti warga awam kebanyakan.
“Saya tetap memiliki banyak saudara dan teman, terutama di masjid. Saya juga memiliki kehidupan normal seperti kebanyakan orang. Tidak ada masalah dengan kehidupan sosial saya,” tegasnya.
Sumber : tribunnews.com
Selengkapnya...
Selasa, 21 Juni 2011
Yang Putih Atau yang Hitam?
Seorang gembala sedang menggembalakan dombanya. Seorang yang lewat berkata, "Engkau mempunyai kawanan
domba yang bagus. Bolehkan saya mengajukan beberapa pertanyaan tentang domba-domba itu?" "Tentu," kata gembala itu.
Orang itu berkata, "Berapa jauh domba-dombamu berjalan setiap hari?"
"Yang mana, yang putih atau yang hitam?"
"Yang putih."
"Ah, yang putih berjalan sekitar enam kilometer setiap hari."
"Dan yang hitam?"
"Yang hitam juga."
"Dan berapa banyak rumput mereka makan setiap hari?"
"Yang mana, yang putih atau yang hitam?"
"Yang putih."
"Ah, yang putih makan sekitar empat pon rumput setiap hari."
"Dan yang hitam?"
"Yang hitam juga."
"Dan berapa banyak bulu yang mereka hasilkan setiap tahun?"
"Yang mana, yang putih atau yang hitam?"
"Yang putih."
"Ah menurut perkiraan saya, yang putih menghasilkan sekitar enam pon bulu setiap tahun kalau
mereka dicukur."
"Dan yang hitam?"
"Yang hitam juga."
Orang yang bertanya menjadi penasaran.
"Bolehkah saya bertanya, mengapa engkau mempunyai kebiasaan yang aneh, membedakan dombamu menjadi domba putih dan hitam setiap kali engkau menjawab pertanyaanku?"
Gembala itu menjawab, "Tentu saja.
Yang putih adalah milik saya."
"Ooo, dan yang hitam?"
"Yang hitam juga," kata gembala itu.
Selengkapnya...
Anjing Terkuat
Zaman dulu di Inggris, ketika zaman para landlord memiliki anjing-anjing pemburu yang tangguh, tersebut seorang yang memiliki anjing dengan tinggi cuma 30cm. Saat ia berjalan-jalan, ia bertemu Sir Graham yang memiliki anjing buldog gede dan serem.
"Hai, orang asing," kata Sir Graham, " anjingmu kecil sekali!" Orang itu menjawab, "Oya,
baiklah, kalo anjingmu bisa mengalahkan anjing ku ini dalam 15 detik, kau kuberi 1000 keping emas."
Dan mereka mengadu anjingnya. Setelah 10 detik, darah berceceran dimana-mana. Si buldog hancur.
Dan orang itu menerima 1000 keping emas dari pemilik buldog.
Setelah berjalan sebentar, ia bertemu Sir John yang memiliki anjing blasteran herder dan serigala. Kali ini pun ia menantang anjing serigala itu dengan waktu 20 detik dan taruhan 5000 keping emas.
Anjing herder itu hancur dalam 15 detik. Ketika ia akan pergi, Sir John menyarankannya untuk menemui raja yang memiliki anjing terkuat di seantero kerajaan.
Lalu orang asing itu pun menemui Raja dan menantang anjingnya dengan taruhan 10000 keping emas.
Lagi-lagi anjing lawan dihancurkan.
Terherean-heran, raja bertanya," Hebat sekali, anjing apa ini dan bagaimana kau melatihnya?"
Orang asing itu menjawab, "Oh, latihannya biasa-biasa saja, dan rasnya pun saya sendiri kurang jelas. Tapi kalo gak salah, sebelum ekornya dipotong dan diberi kuping-kupingan, namanya buaya."
Selengkapnya...
Bulan atau Matahari?
Pada suatu hari tersebutlah dua orang mabuk yang sedang ngobrol bersama temannya yang juga sedang mabuk.
Mabuk1 : Mabuk2 mau tanya nih sekarang siang apa malam yah
Mabuk2 : liat aja diatas bulan apa matahari
Mabuk1 : saya pikir sih itu bulan ...
Mabuk2 : bukan..! itu bukan bulan tapi matahari!
Mabuk1 : ah bulan!
Mabuk2 : ah Matahari!
Mabuk1 : Gini aja deh, khan kita lagi mabuk jadi kita tanya saja nanti sama orang yang lewat gimana ...???
Mabuk2 : ok setuju ...
Tak lama kemudian datanglah seorang pejalan kaki yang melintas didepan kedua orang mabuk tsb.
Mabuk1 : Mas, numpang nanya nih menurut mas diatas itu bulan apa matahari yah?
Jawab pejalan kaki : eh ... eh ... saya kurang tau yah, saya orang baru disini...
Selengkapnya...
Jin Botol
Seorang pengusaha yang menghabiskan akhir pekannya dengan memancing pakai perahu di sebuah danau, menemukan sebuah botol yang terapung dan tertutup rapi yang segera dihampiri dan diambil oleh sang pengusaha.
Penasaran ..., si pengusaha membuka tutup botol, lalu tiba-tiba dari dalam botol keluar asap yang selanjutnya menebal dan mejadi Jin raksasa yang mengambang di depan si pengusaha.
"Terimakasih tuan, tuan telah membebaskan saya, untuk ini tuan silahkan meminta tiga permintaan, saya akan mengabulkannya" kata Jin, seperti format biasa tanda terimakasih Jin yang dibebaskan oleh manusia.
Setelah kagetnya reda, si pengusaha itu terdiam sejenak lalu dia berkata, "Baiklah Jin saya ingin tahun ini tiga kejadian besar terjadi di negeri saya Indonesia ini, pertama saya ingin nilai tukar rupiah di negeri saya ini kembali menjadi Rp. 2500 per 1 dollar US nya, kedua saya mau semua uang hasil korupsi baik oleh swasta ataupun pejabat pemerintah dikembalikan kepada rakyat dan semua pelakunya dipenjarakan, ketiga saya ingin hukum benar -benar bisa ditegakkan di negeri saya ini."
Sang Jin berpikir sejenak kemudian, menggeleng-gelengkan kepala, pelan-pelan jasadnya kembali menjadi asap lalu berkumpul masuk kedalam botol itu kembali. Dari dalam botol si Jin berseru, "
Tuan, tolong botolnya ditutup kembali !!."
Selengkapnya...
Penjaga dan Kereta Sorong
Seorang pria mendapat pekerjaan sebagai penjaga malam di sebuah pabrik. Di pabrik itu sering terjadi pencurian yang dilakukan oleh para pekerja yang mendapat giliran masuk malam. Jadi setiap pagi saat para pekerja malam mulai meninggalkan pabrik, mereka harus melewati pos penjagaan. Di pos itu, penjaga memeriksa tas dan saku para pekerja malam itu, untuk memastikan tidak ada sesuatu yang dicuri.
Segala sesuatu berjalan lancar pada malam pertama si penjaga malam itu bekerja. Lalu muncul seorang pria yang mendorong satu kereta sorong yang penuh dengan koran.
Aha, pikir pejaga itu, "Dipikir dia bisa menyembunyikan barang yang dicurinya di bawah tumpukan koran itu."
Si penjaga memindahkan semua koran, tapi ia tidak menemukan sesuatupun barang dibalik tumpukan koran itu.
Namun, si penjaga merasa bahwa pria ini bertingkah agak aneh, maka dia menanyakan untuk apa koran-koran sebanyak itu dibawanya.
"Saya mendapat sedikit tambahan uang dari koran-koran yang didaur ulang. Maka saya selalu pergi ke ruang makan dan mengambil semua koran yang tidak terpakai dan terbuang."
Akhirnya, si penjaga mengijinkan pria itu pergi, tapi dia memutuskan untuk terus mengawasi pria itu.
Malam-malam berikutnya terjadi hal yang sama. Minggu demi minggu pun berlalu. Pria yang sama selalu mendorong sekeranjang penuh koran melewati pos penjagaan.
Si penjaga selalu memeriksa kereta sorong itu dan dia tidak menemukan barang apapun. Suatu malam, sesudah setahun berlalu, si penjaga menerima pesan agar dia segera menghadap supervisornya. Dia bergegas menuju kantor supervisornya, dan sebelum dia sempat mengucapkan sepatah katapun, boss-nya berkata,
"Kamu dipecat!"
"Dipecat?" tanya si penjaga itu dgn keheranan. "Tapi apa alasannya?
Apa yang telah saya lakukan?"
"Sudah menjadi tugasmu untuk memastikan bahwa tidak seorangpun dapat mencuri sesuatupun dari pabrik ini, namun kamu gagal. Jadi, kamu dipecat!"
"Tunggu dulu, apa maksudnya gagal. Tak seorang pun mencuri sesuatu dari tempat ini selama saya menjaganya."
"Oh, ya," jawab si boss. "Lalu bagaimana penjelasanmu tentang hilangnya 365 kereta sorong?"
Selengkapnya...
Siapa Yang Sudah Menikah?
Pada waktu keluar malam minggu, Voni dan Joni duduk ngobrol di sebuah taman.
Novi : "Hei Joni, ada tebakan nih, tolong jawab pertanyaannya... Kalau ada 5 ekor burung di jendela, kemudian
ditembak satu, berapa yang masih tertinggal?"
Joni : "tinggal 4 ekor, gampang sekali tebakannya!"
Novi : "Salah, habis dong burungnya, kan lainnya pada terbang, tapi saya suka dengan cara berpikirmu yang lurus"
Joni berbalik bertanya,
Joni : "Novi, kalo ada tiga orang cewek, masing-masing membawa es krim, cewek pertama makan es krim
dengan menggenggam batangnya dan mencium2nya, yang kedua dengan menjilatinya, yang ketiga
mengulumnya langsung ke dalam mulutnya, manakah diantara cewek itu yang sudah menikah?"
Novi : "Hahhh... pasti yang mengulum langsung kan?"
Joni : "Salah... yang sudah menikah adalah yang memakai cincin di jari manisnya,
tapi saya senang dengan cara berpikirmu yang langsung Nov..."
Selengkapnya...
Sabtu, 18 Juni 2011
Siswa Tak Mampu Ditolak SMPN 2 Bandung Cuma Gara2 Tidak Punya Laptop
INILAH.COM, Bandung - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Jalan Sumatera Bandung diduga menolak siswa pendaftar dari jalur tidak mampu.
Penolakan tersebut dilontarkan salah satu guru di sekolah bertitel Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SBI tersebut terhadap seorang siswa pendaftar jalur tidak mampu, Muhamad Rizky Firdaus (12) yang berasal dari SD Pardomuan Bandung.
Ibu Rizky, Teti Rosniawati menuturkan, penolakan terjadi saat ia hendak mendaftarkan anak keduanya Muhamad Rizky Firdaus melalui jalur tidak mampu ke SMPN 2 Bandung. Selain menuruti keinginan sang anak untuk melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 2 Bandung, alasannya mendaftar karena SMP Negeri 2 Bandung berada tidak jauh dari rumah tinggalnya di Jalan Baranangsiang.
“Saat mendaftar pada Senin (13/6/2011) lalu saya diterima oleh seorang guru di ruang Komite Sekolah setelah sebelumnya dilempar ke sana ke sini. Tapi guru SMPN 2 Bandung tersebut menyebutkan kalau bersekolah di SMP Negeri 2 yang bertaraf RSBI harus punya laptop yang harganya Rp5 Juta. Kemudian saya disarankan oleh guru tersebut untuk mendaftar ke SMP 7,” ungkap Teti saat ditemui wartawan di rumahnya Jalan Baranangsiang Gang Kebon Pisang RT 07 RW 10 Kelurahan Kebon Pisang Kecamatan Sumur Bandung, Kamis (16/6/2011).
Meski tidak ada kata-kata penolakan langsung dari pihak SMP Negeri 2 Bandung, Teti merasa harapan anaknya bersekolah di SMPN 2 Bandung kandas. Pasalnya, ia tidak mampu membeli laptop seharga Rp5 juta. Untuk itu ia mencoba menuruti saran guru SMP Negeri 2 Bandung untuk mendaftar ke SMP Negeri 7 Bandung meski lokasinya berbeda kecamatan.
“Saat mendaftar ke SMP Negeri 7 Bandung saya diterima oleh salah seorang Wakasek. Ia tidak bisa memberikan jaminan anak saya diterima namun akan tetap diproses karena lokasi rumah dengan lokasi SMP 7 berbeda kecamatan. Ya saya berharap bisa diterima di SMP 7 agar anak saya bisa sekolah,” tandasnya. [gin]
Ditolak SMPN 2 Gara-gara Laptop, Rizky Sakit Hati
INILAH.COM, Bandung - Ditolak secara halus pihak SMP Negeri 2 Bandung, Muhammad Rizky Firdaus tidak lagi berharap bisa mengenyam pendidikan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).
Orangtua Rizky, Teti Rosniawati (37) mengaku dirinya tidak lagi berkeinginan mendaftarkan anaknya ke SMP Negeri 2 Bandung.
“Saya sudah kadung kecewa dan sakit hati dengan penolakan pihak SMP Negeri 2 Bandung. Masa saya mendaftar dari jalur tidak mampu harus membeli laptop seharga Rp5 juta,” ungkap Teti saat ditemui wartawan di rumahnya, Jalan Baranangsiang Gang Kebon Pisang RT 07 RW 10 Kelurahan Kebon Pisang Kecamatan Sumur Bandung, Kamis (16/6/2011).
Hal tersebut juga diakui Rizky yang awalnya masih sangat berharap bisa bersekolah di SMP Negeri 2 Bandung. Namun kini dirinya akan meneruskan pendidikannya di SMP negeri 7 Bandung.
“Awalnya sih ingin sekolah di dua (SMPN 2 Bandung) tapi sekarang mah udah gak mau,” tutur Rizky.
Rizky merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya Ula Nur Khotimah (17) baru saja menyelesaikan sekolahnya di SMKN 1 Bandung. Sementara itu, adiknya Kaisar Abu Rizal Nur Fatah baru berusia 16 bulan.
Rizky sendiri tinggal di rumah petak berukuran sekitar 3x4 meter bersama dengan dua orang saudaranya dan orang tuanya. Rumah tersebut merupakan rumah milik orangtua Teti Rosdiana yang berada di perumahan padat penduduk di Gang Kebon Pisang Kelurahan Kebon Pisang Kecamatan Sumur Bandung.
Sementara itu, Ayah Rizky, Iip Saepul (38) tidak memiliki pekerjaan tetap. Iip hanya bekerja sebagai buruh kasar dengan penghasilan antara Rp20 ribu sampai Rp30 ribu per hari.
Dengan kondisi perekonomian keluarga yang terbilang pas-pasan, sangat sulit bagi keluarga Iip membelikan Rizky sebuah laptop dengan harga Rp5 juta. Bahkan untuk biaya hidup sehari-hari, Teti harus berusaha menghemat dan jauh dari kesan hidup berkecukupan.
“Untuk bekal sekolah saya hanya diberi Rp3000 dan itu pun harus saya hemat untuk esok harinya jika Bapak atau Ibu tidak punya uang. Mudah-mudahan saya bisa diterima di SMP 7, soalnya hanya sekolah itu yang paling dekat,” harap Rizky yang bercita-cita menjadi seorang polisi. [gin]
inilah wajah dunia pendidikan kita, begitu angkuh..
mungkin akan menjadi nasihat baru bagi warga miskin
Orang Miskin Tidak Boleh Sakit
akan bertambah menjadi
Orang Miskin Tidak Boleh Sekolah
Sumber
Selengkapnya...
Jumat, 17 Juni 2011
‘Bismillah’ dalam Lagu Bohemian Rhapsody Queen Bukan Menggambarkan Allah
“Bismillah! We will not let you go. (Let him go!) Bismillah! We will not let you go…. Beelzebub has a devil put aside for me, for me, for me…. Gallileo, Gallileo, Gallileo, Gallileo Gallileo figaro-Magnifico-
Kamu, penggemar kelompok musik ini pasti pernah dengar kalimat di atas dalam lagu "Bohemian Rhapsody.. tapi tahukah kamu makna bait kalimat tersebut?
Syair diatas adalah secuplik lagu legendaries Queen yang berjudul “Bohemian Rhapsody”. Pecinta rock tahun 1970-1990-an mana yang tak kenal lagu itu? Lagu Bohemian Rhapsody ditulis oleh Freddie Mercury untuk album A Night at The Opera tahun 1975 dan dinotbatkan oleh Guiness Book of Records sebagai Lagu terfavorit di Inggris (31.000 responden lebih). Bohemian Rhapsody dimainkan dengan menggunakan kunci-kunci aneh. Nada dasarnya cepat sekali berubah. Musiknya mempunyai struktur chord yang susah dimainkan dan dinyanyikan.
Dalam sebuah versi dikatakan bahwa Bohemian Rhapsody adalah lagu yang menceritakan seseorang yang akan dieksekusi mati karena telah membunuh seseorang. Ia menuliskan atau lebih tepatnya menceritakan pesan terakhirnya kepada ibunya sendiri untuk menjelaskan kondisinya sekarang.
Namun jika kita mau merenung, meneliti, dan mengkaji lebih mendalam, akan kita temukan kaitan kuat antara lagu tersebut dengan pemaknaan paganisme yang dilakukan Freddie Mercury. Bisa dikatakan lagu Bohemian Rhapsody adalah semacam manifestasi Lucifer dan kekuatan Majusi yang dianut oleh Freddie Mercury sebagai seorang pemeluk Zoroaster.
Nuansa Lucifer akan makin terasa kuat dengan penyebutan mantra yang dikaitkan dengan nama Galileo dalam Bohemian Rhapsody. Galileo Galile sendiri adalah seorang penyempurna teleskop berhaluan illuminati, sebuah gerakan yang dibentuk oleh para ilmuwan penentang kejumudan Gereja di Eropa abad pertengahan namun memendam misi Luciferian dan dipimpin oleh Galileo Galile sendiri.
Arti kata Bohemian dalam Lagu Queen ini sangat terkait erat kepada Bohemian Club (1872) sebagai salah satu sekte paganisme yang muncul di Amerika dan bergerak lewat jalur Underground. Bohemian Club selama dua ratus tahun berdiri adalah bagian dari kelompok penyembah setan.
Ritual Bohemian Club, sendiri didasari akan semangat penyembahan terhadap satanisme. Salah satu ritual member Bohemian Club adalah melaksanakan ritus pagan yang sangat megah di Bohemian Grove dengan cara melakukan Cremation of Care Ceremony, yakni mengorbankan seorang anak dengan cara di bakar hidup-hidup. Acara ini pun secara turin dilakukan tiap tahunnya.
Upacara lainnya yang dilaksanakan para penganut paganisme ini adalah ritus menyembah sebuah patung burung hantu (owl) raksasa setinggi 40 kaki, dan mengorbankan manusia di altarnya. Perwujudan Burung hantu pun kita bisa lihat di uang 1 dollar Amerika tersembunyi dalam sudut mata uang yang tampil dengan lambang mata satu itu.
Maka itu tidaklah heran, bahwa para anggota Bohemian Club di Amerika banyak diisi para pejabat pemerintahan seperti George Bush, Bill Clinton, Richard Nixon, Jimmy Carter, Colling Power, Hendry Kissinger, termasuk mantan Gubernur California saat ini, Arnold Schwarzeneger.
Sejarah kelahiran Bohemian dibentuk pada tahun 1872 oleh 5 orang Jurnalis Amerika. Club ini terletak 75 mil di luar San Fransisco. Perkumpulan ini mempunyai sebuah tempat untuk berkumpul yang diberi nama Bohemian Grove. Luas Grove ini pun tidak main-main yakni mencapai 2700 acres.
Bohemian Club (BC) saat ini sudah berkembang menjadi organisasi bagi orang terkenal dan kaya yang melangsungkan ritualnya selama 2 minggu tiap tahunnya. Akibat geraknya yang rahasia, Kelompok ini pun luput dari perhatian wartawan dan media massa.
Para member Bohemian banyak dari mereka adalah CEO berpengaruh di dunia, orang-orang pemerintah, finance, industri, dan penguasa media berkumpul untuk mendengarkan pidato, propaganda, jaringan, dan saling membagi agenda. Mereka juga mengadakan upacara Druid-like depan patung, lengkap dengan pakaian, api, mantera dan ritual-ritual lainnya.
Lalu apa kaitannya dengan Queen? Freddie Mercury sebagai seorang Zoroaster, tahu betul arti dari Bohemian. Kebiasannya menyembah api sebagai keyakinan seorang Majusi menandakan semangat Lucifer dalam dirinya. Lirik kekuatan Lucifer pun akan sangat terasa dalam lagu Bohemian Rhapsody-nya.
Kita jangan kira bahwa frase bismillah yang dinyanyikan dalam lagu Bohemian Rhapsody memiliki arti ‘dengan menyebut nama Allah’ adalah mutlak mengasosiasikan tentang Islam. Sebab tak lama setelah menyebut Bismillah, Freedie Mercury menyelipkan kata Beelzebub, sebagai sebuah personifikasi iblis dalam keyakinan para bohemian.
Beelzebub sendiri adalah nama yang disebut di dalam Alkitab memiliki kaitan dengan Satan. Sejatinya, Beelzebub atau Beelzebul adalah nama dewa orang Filistin dari kata Ba‘al Zebûb, yang artinya "Dewa Lalat" dan juga digunakan di Perjanjian Baru sebagai sinonim untuk Setan.
Dikatakan bahwa Beelzebub adalah iblis yang menyebabkan kehancuran, dialah yang membuat setan-setan disembah manusia, membuat nafsu berat, dan membuat kecemburuan dalam kota juga pembunuhan, lalu membuat peperangan. Beelzebub juga termasuk tiga Fallen Angels terkenal yaitu, Beelzebub, Lucifer, dan Leviathan. Dia juga mewakili 7 dosa besar yaitu Glutonny atau Kerakusan.
Dalam Perjanjian Salomo, Beelzebul muncul sebagai pangeran dari setan dan mengatakan bahwa ia adalah mantan malaikat surga. Sedangkan dalam Injil Nikodemus, dikatakan bahwa Beelzebul adalah nama sekunder dari Setan.
Akhirnya kita bisa menganalisa bahwa Bohemian Rhapsody adalah ritual dari kepercayaan pagan majusi Freddie Mercury. Kita harus tahu bahwa dalam agama Majusi, mereka memiliki dua buah Tuhan, yaitu Tuhan Kebaikan dan Tuhan Keburukan. Sesuai namanya, dua Tuhan ini pun saling bertentangan. Tuhan kebaikan disebut dengan nama Ahura Mazda. Sedangkan Tuhan Keburukan disebut dengan nama Ahriman. Ahura Mazda selalu bertarung dengan Ahriman sebagai penguasa kegelapan. Hingga pada perkembangannya, Ahriman diadopsi orang-orang Ibrani sebagai setan, Iblis, Azazil, atau Lucifer.
Freddie Mercury_By Artcova |
Oleh karena itu, pada suatu versi lainnya diceritakan bahwa Bohemian Rhapsody sendiri adalah lagu yang menceritakan seseorang yang miskin (I am just a poor boy) yang akan dihukum mati (Open your eyes Look up to the skies and see) untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya yang konon karena membunuh (just killed a man, Put a gun against his head, Pulled my trigger, now his dead). Tapi dia tidak ingin ada orang yang kasihan kepadanya (I need no sympathy). Dan kemudian dia membaca mantra agar dibebaskan dari hukumannya dan meminta pertolongan dari Ahura Madza (Bismillah) dan juga Tuhan Keburukan (Beelzebub/Ahriman).
Jadi, penyebutan nama Allah oleh Freddie Mercury jelas sama sekali tidak menggambarkan Allah, tapi lebih kepada doktrin Majusi, Lucifer, paganisme, tentang pertarungan dalam kehidupan Freddie sendiri. Secara logika jua, kita bisa berfikir bagaimana mungkin seorang Majusi justru mendakwahkan Islam lewat lagunya. Wallahua’lam. (pz)
Sumber : EraMuslim
Selengkapnya...
Kamis, 16 Juni 2011
Tuhan Itu Adil (Joke yang tak - Politisir)
Mr. Moreatty. Demikianlah orang di kawasan Baker street biasa memanggilnya.
Dia adalah seorang pekerja di sebuah perusahaan garmen yang ada di kawasan
pinggiran kota London tersebut. Orangnya jangkung dan tegap sehingga terlihat
benar keproposionalan antara tinggi dan berat badannya. Mukanya lancip khas
orang eropa dengan dahi yang agak menonjol dan mengkilat, menandakan dia
adalah orang yang cerdas atau minimal orang yang yang mau berpikir panjang.
Mr. Moreatty adalah seorang yang dinamis. Dia senantiasa berprinsip bahwa
setiap saat harus ada perubahan yang lebih baik di dalam dirinya dan
kehidupannya. Pun berkaitan dengan anak tunggalnya, John Moreatty Jr. yang
baru berusia 8 tahun. Mr. Moreatty menaruh harapan terhadapnya, semoga
kelak anaknya tersebut dapat memiliki kehidupan yang lebih baik daripada
dirinya.
Sebagai seorang dinamis dalam kapasitas ayah yang baik, Mr. Moreaty tidaklah
lalai akan perkembangan pendidikan anaknya. Dia membiasakan diri
http://ebooksuper.110mb.com
http://buku2gratis.blogspot.com
meluangkan waktu untuk mendampingi John kecil belajar di sela-sela rutinitas
pekerjaannya. Nampaknya kebiasaan yang dilakukan Mr. Moreatty ini mampu
memperlihatkan hasil, John Moreatty Jr.-pun tumbuh menjadi anak yang kuat,
cerdas dan kritis.
Suatu sore, sepulang dari kerja, Mr. Moreatty membawa oleh-oleh untuk John
kecil. Dia membawakan John kecil satu set visual compact disk ( VCD) mengenai
fenomena penciptaan alam semesta. John kecil sangat senang, dia segera
meminta sang ayah untuk membuka dan memainkannya di VCD player. Setelah
selesai membersihkan diri, Mr. Moreatty-pun menuruti keinginan anak
tersayang. Bersama dengan sang anak, dia duduk di sofa sambil memperhatikan
gambar yang ada dilayar TV 25 inch milik keluarga mereka. Sesekali dia
memberikan penjelasan kepada sang anak .
Inilah awal dari terbentuknya tata surya kita J ohn. Kesemuanya berasal dari
kabut yang terdiri dari berbagai unsur atau zat , kata Mr. Moreatty ketika terlihat
gumpalan awan di layar TVmereka. Gumpalan kabut itu selanjutnya mengeras
dan terbentuklah sebuah benda padat yang sangat besar , lanjutnya.
Begitulah seterusnya, Mr. Moreatty turut memandu sang anak menikmati
tontonan tersebut. Ayah ., kenapa gumpalan tadi meledak dan terbentuk
benda-benda kecil yang mengelilinginya? Benda-benda itu apa Yah? , tanya J ohn
kecil mulai kritis.
Benda-benda itulah yang disebut dengan planet, sedangkan yang besar dan
bersinar ditengahnya itulah yang disebut matahari , jawab Mr. Moreatty senang.
Ohh , Komentar john kecil sambil mengangguk tanda paham. Ayah! Kenapa
ada satu planet yang berbeda? Planet itu kok berwarna hijau campur biru sendiri,
sedangkan planet-planet yang lain kok abu-abu dan kelihatan gelap? , lanjut
John kecil dengan pertanyaannya yang polos.
Mr. Moreatty nampak semakin senang dengan sikap kritis sang anak.
Selanjutnya dia menjawab, Itulah salah satu tanda keadilan Tuhan J onh..,planet
yang berbeda itulah Bumi, planet yang kita tinggali ini. Tuhan memang
menjadikan bumi berbeda dengan planet yang lain. Di bumi ada udara dan air,
sedangkan di planet yang lain tidak. Kenapa? karena Tuhan menjadikan bumi
sebagai tempat hidup makhluk hidup ciptaannya termasuk manusia, sedang
planet yang lain tidak . Tuhan itu adil kan J ohn? , sambung Mr. Moreatty
dengan sebuah retoris.
John kecil mengangguk senang. Seolah-olah dia sedang mendapatkan sebuah
pemahaman yang baru.
Sesi di dalam VCD yang sedang mereka nikmati terus berlanjut. Masing-masing
bagian diterangkan dengan antusias oleh Mr. Moreatty. Sampailah mereka pada
bagian pembahasan tentang bumi. Tiba-tiba J ohn kecil bertanya, Ayah! Kenapa
tiap-tiap permukaan bagian bumi juga berbeda? Apakah ini juga tanda dari
keadilan Tuhan, Yah? .
Ya.., kamu memang pintar J ohn, jawab Mr. Moreatty sambil menyanjung sang
anak. Itu juga tanda keadilan Tuhan . Coba kamu lihat bagian ini !!! , sambil
membesarkan bagian gambar yang dimaksud, Ini adalah benua Eropa, benua
yang kita tempati. Benua ini kelihatan berwarna putih karena jarang disinari oleh
sinar matahari. Namun benua Eropa ini kaya akan bahan tambang dan kondisi
perekonomiannya-pun maju, sehingga penduduknya pun tergolong kaya dan makmur.
Setiap waktu tertentu ,kita, warga benua Eropa hendaknya memang
harus pergi ke luar negeri untuk sekedar melihat dan berjemur matahari
ha..ha ha , katanya dengan nada bangga.
Itu tadi daerah mana Yah? Kok kelihatan gersang dan berwarna merah ,Tanya
John kecil begitu layar TV menampilkan daerah jazirah arab.
Itu tadi daerah Arab J ohn . Daerahnya memang tandus, banyak gurun, tetapi
di sana kaya akan bahan tambang terutama minyak bumi. Orang-orang di daerah
sanapun kuat-kuat. Mereka memiliki fisik yang sangat baik. Sehingga mereka
bisa hidup di gurun arab tersebut ,kata Mr. Moreatty masih dengan nada senang
dan antusias menjawab pertanyaan sang anak.
John Moreatty Jr.-pun senang dengan keterangan dari sang ayah. Dia semakin
tahu dan paham akan banyak hal pada saat sore itu, pun termasuk pemahaman
tentang keadilan Tuhan. Dia semakin serius mengikuti bagian per-bagian dari
tayangan VCD yang hampir selesai tersebut. Namun, pada saat layar TV
menayangkan gambar gugusan pulau yang hijau dan indah, John kembali terusik
untuk bertanya. Ayah!!! Daerah manakah itu? Kok pulaunya banyak dan
semuanya hijau .. Indah lagi !!, ditambah kelihatannya pulau-pulau itu
juga sangat subur, tidak gersang. Daerah mana sih Yah? ,Tanya J ohn kecil.
Ohhh..kalo yang itu namanya Indonesia. Sebuah negara kepulauan terbesar di
dunia. Ayah pernah kesana. Di sana tanahnya subur tidak seperti di daerah Arab
yang gersang, selalu terkena sinar matahari, tidak seperti di Eropa. Di sana juga
kaya akan bahan tambang seperti emas, minyak bumi, batu-bara. Selain itu
penduduk di sana juga baik-baik. Mereka sangat ramah, cantik-cantik, kuat dan
ganteng-ganteng ,jawab Mr. Moreatty tak kalah semangat, karena dia memang
pernah berkunjung ke daerah yang dimaksud.
Jawaban sang ayah membuat John terlihat berpikir. Terlihat di wajahnya bahwa
dia sedang kebingungan.
Ada apa Jonh? Negara itu memang sangat Indah. Ayah janji, kalo kamu masih
juara satu semester nanti, liburan musim semi tahun depan kita sekeluarga akan
berkunjung ke Indonesia , kata Mr. Moreatty menyakinkan.
Setelah beberapa saat, akhirnya Tidak Ayah, aku bingung ! kok negera yang
disebut Indonesia itu baik semua, tidak ada yang kurang dari negara itu. Tidak
seperti di daerah Eropa yang jarang mendapat sinar matahari, tidak seperti
daerah arab yang tandus dan gersang. Lalu dimana keadilan Tuhan di Negara itu
Ayah? . John merasa ada yang salah dengan jawaban sang ayah. Mr. Moreatty kelihatan bingung untuk menjawab. mungkin ..ee mungkin ,masih berpikir dan kesulitan untuk mengeluarkan kata-kata.
Apa ayah? Dimana letak keadilan Tuhan? ,Tanya John dengan penasaran.
John, keadilan Tuhan di Negara Indonesia akan kamu lihat pada saat penduduk
di Negara itu selalu kesulitan dalam menentukan dan memilih pemimpin Negara
yang baik dan berkualitas untuk memimpin negaranya., selama ini para diktaktor
dan para idiotlah yang selalu ditempatkan Tuhan untuk memimpin negara itu,
ya itulah (mungkin) keadilan Tuhan di negara itu J ohn. jawab Mr.Moreatty
dengan nada ke- takutan . Takut kalo-kalo bakal dicekal oleh penguasa Negara
tersebut.
Selengkapnya...
Pendidikan Yang Menggeli(sah)kan
Selaku pendidik, Mochtar Buchori (Kompas, 9/2/2010) mencurahkan kegelisahannya (kegeliannya juga?) lewat tiga ”kalimat kunci”-nya. Kalimat kunci pertama adalah ”… dalam kasus kita sekarang, krisis moral jadi sumber krisis- krisis yang lain. …. Begitu pula keributan tentang ujian nasional, hemat saya adalah dampak dari krisis moral.” Jalan keluar menerobos krisis moral itu hanya satu, yakni kita sendirilah yang harus mengendalikan krisis moral itu sekarang ini juga karena tidak mungkin krisis moral akan dihentikan oleh kekuatan lain/dari luar. Kalimat kunci kedua, ”… krisis moral yang ada sekarang bisa menimbulkan krisis wibawa.” Jalan keluar utama yang ditawarkannya adalah hendaknya para politisi benar-benar tampil sebagai sosok yang berwibawa karena dunia politik dewasa ini adalah bidang yang pertama mengalami krisis wibawa.”Adapun kalimat kunci ketiga berupa ”jawaban kunci”, yaitu kita membutuhkan pendidikan karakter supaya kehidupan politik bangsa tidak terus berjalan tertatih-tatih dan terlepasdari konteks masalah yang sedang terjadi.
Moralitas Pendidikan
Alkisah, di hutan belantara yang lebat diselenggarakan sebuah sekolah untuk hewan-hewan dengan mata pelajaran utama berlari, memanjat, terbang, dan berenang mengingat empat ”ilmu” itulah yang pasti membekali hewan-hewan untuk dapat sintas. Kucing hitam memperoleh predikat summa cum laude untuk berlari dan memanjat, tetapi ia sangat sengsara dan benar-benar jelek untuk ”ilmu” berenang dan terbang. Si angsa justru kebalikannya, hanya dalam hitungan hari, ia sudah sangat mahir dalam mata pelajaran berenang dan terbang, tetapi benar-benar menderita lahir-batin untuk memanjat dan berlari (baca tulisan Kak Seto dalam Membuka Masa Depan Anak-anak Kita, Mencari Kurikulum Pendidikan Abad XXI- editor Sindhunata; Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2000). Pesan moralnya jelas: setiap individu siswa pasti memiliki potensi yang mungkin sama, tetapi sangat mungkin berbeda. Ratusan, bahkan ribuan siswa sangat mungkin memperoleh predikat summa cum laude untuk mata ujian Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, tetapi sangat mungkin ada jutaan siswa yang mengalami penderitaan lahir-batin karena dua mata ujian itu. Rupanya, di situlah ribut-ribut tentang ujian nasional disebut sebagai dampak krisis moral oleh Mochtar Buchori karena ada bahaya generalisasi yang menuntut ”kucing hitam harus sepotensi dengan angsa dan sebaliknya”.
Moralitas pendidikan terletak pertama-tama pada model pendidikan yang berpusat pada anak/siswa, bukan berpusat pada pemerintah/kebijakan, guru, ataupun kepala sekolah. Artinya, siswa benar-benar sebagai pusat dan subyek utama semua kegiatan pendidikan, dan karena itu sangat bertentangan dengan moralitas ketika dunia pendidikan dijadikan sebagai tempat untuk hitung-hitungan dan arena bisnis. Ribut-ribut sekitar ujian nasional jangan-jangan ada aspek- aspek bisnis di balik layarnya. Ketika aspek bisnis merasuki dunia pendidikan, yang muncul dan didengung-dengungkan adalah pentingnya persaingan (ketat) ataupun rivalitas antarindividu siswa, antarsekolah, dan antarinstansi. Situasi kompetitif memperlihatkan bahwa pelaku bisnis (termasuk pelaku bis nis dalam pendidikan pun) akan memperlakukan/menganggap pihak lain sebagai rival. Dampak rivalitas tersebut adalah eliminasi. ”Eliminasi terhadap kecenderungan rivalitas yang sifatnya negatif ini harus beranjak dari suatu refleksi terhadap akibat yang menjadi dampak dari perkembangan menyimpang dari seluruh masyarakat kita” (Conny Semiawan, 2000:25).
Jadi, tantangan terberat model pendidikan berpusat pada anak adalah terciptanya rivalitas di berbagai strata. Maraknya tawuran antarpelajar atau mahasiswa atau antarmahasiswa dengan aparat sangatlah menggelisahkan, dan hal ini harus kita catat sebagai dampak dari iklim rivalitas yang tercipta.
Kedua, moralitas pendidikan (termasuk krisis moralitasnya) terletak pada model pembelajaran yang seharusnya unlock the capacities, yakni gugus pembelajaran yang membuka kemampuan seoptimal mungkin yang dimiliki oleh setiap individu siswa. Karena itu, jika pembelajaran tidak membuka peluang lebar-lebar bagi berkembangnya potensi siswa, di situlah telah terjadi krisis moralitas, dan hanya tercipta robot-robot yang pandai meniru belaka. Guru dapat menjadi ”tersangka” pertama/kunci apabila proses pembelajarannya tidak mengembangkan secara opti- mal potensi siswa. Ketiga, moralitas pendidikan terletak pada right-based budget, yaitu sistem pengalokasian anggaran yang berbasis pada pemenuhan hak anak/siswa.
Model alokasi anggaran seperti bantuan operasional sekolah (BOS) sudah memenuhi syarat anggaran berbasis pemenuhan hak siswa secara individual karena unit analisisnya siswa. Semua alokasi anggaran pendidikan —tidak hanya BOS—seharusnya menggunakan unit analisis siswa, bukan seperti sampai sekarang dilakukan, yaitu berdasarkan perencanaan yang ”berbasis tahun lalu”. Kita semua tahu bahwa jumlah siswa ataupun karakteristik siswa selalu berbeda dari tahun ke tahun.
Menggelisahkan
Salah satu aspek pembentukan karakter terpenting, menurut C Semiawan (2000:29), adalah pendidikan harus mampu mendorong setiap individu itu melakukan pendakian terjal (the ascent of man). Dalam diri setiap siswa/anak, ada dua dorongan esensial, yaitu dorongan untuk mempertahankan diri dalam lingkungan eksternal yang ditandai oleh berbagai perubahan cepat; serta dorongan untuk mengembangkan diri, yaitu dorongan ingin belajar terus dan keinginan untuk mencapai ambisi tertentu.
Orang-orang semacam itulah yang (akan) memiliki karakter, tetapi, sayangnya, dunia pendidikan kita tidak serta-merta melakukan atau mengakomodasi dorongan-dorongan seperti itu. Tontonan dan informasi sehari-hari yang dilihat di televisi, atau dibaca di koran/majalah, seharusnya disadari bersama sebagai media belajar anak-anak/ siswa kita. Karena itu, selayaknya yang disajikan adalah hal-hal yang dapat mendorong anak/siswa untuk melakukan pendakian terjal tersebut. Sayangnya, yang tersaji adalah kerusuhan demi kerusuhan, demonstrasi anarkis dari satu tempat ke tempat lain; bahkan kalaupun berupa pidato tokoh, ia tampil sebagai tokoh yang tidak mempunyai sentuhan edukasi.
Banyak sekolah yang mengeluh tidak memiliki tape recorder, apalagi pengeras suara; ada juga yang mengeluh tidak memiliki penjaga sekolah yang siap ditugasi, karena ada guru yang merasa direndahkan martabatnya ketika diminta untuk mengurusinya. Rupanya, mengeluh adalah ”karakter” bangsa kita dewasa ini. Hal itu memang menggelisahkan, tetapi juga menggelikan. Pendidikan Indonesia saat ini adalah kehilangan visi pendidikan nasional sehingga tidak menjawab kepada permasalahan dan realitas kehidupan saat ini, menurut hemat saya mari kita kembalikan arah pendidikan nasional kepada visinya supaya terarah apa yang akan di capai bangsa ini dalam jangka panjang.
Penulis adalah Alumni STIE IBMI Medan, Aktif di Campus Concern Medan (CC_Medan)
Sumber : edukasi.kompasiana
Selengkapnya...
Wajah Dunia Pendidikan Berlumur Ketakutan dan Kebohongan
Diantara gemilangnya sederetan prestasi anak bangsa Indonesia (sangat membanggakan dan mengharukan) di level nasional maupun di kancah internasional yang tidak terapresiasi dengan baik oleh pemerintah (Lihat kisah prestasi pelajar Indonesia di http://www.sekolnet.com/2011/02/sederetan-prestasi-anak-bangsa-2010-by.html), wajah dunia pendidikan nasional yang buram tetap saja membayang-bayangi bangsa ini. Sederetan prestasi emas tetap saja tidak mampu menyembunyikan bertebarannya kisah-kisah sedih dunia pendidikan Indonesia.
Pada Berita Koran Cetak Kompas hari Minggu tanggal 3 April 2011 http://cetak.kompas.com/read/2011/03/03/04463810/peringkat.pendidikan.indonesia.turun dikatakan bahwa peringkat pendidikan Indonesia di dunia merosot dari 65 bergeser menjadi 69. Walaupun penilaian ini selalu dapat diperdebatkan, hal ini tetap harus menjadi kajian bagi sistem pendidikan yang berlaku dan kita semua ikut bertanggung jawab dalam proses perbaikan kualitas pendidikan bangsa. Kualitas pendidikan akan sangat mempengaruhi masa depan Indonesia.
Beberapa kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tetapi dilakukan dengan proses instan berhasil memperburuk citra pendidikan Indonesia. Peningkatan mutu pendidikan dengan menetapkan standar hanya dengan angka-angka tertentu yang disertai lambannya peningkatan dan pemerataan struktur dan infrastruktur pendidikan menciptakan ketakutan dan kebohongan terstruktur pada dunia akademik dan semakin menjalar ke kehidupan sosial.
Ketakutan-ketakutan dan kebohongan-kebohongan dalam dunia pendidikan antara lain:
1. Ketakutan dan Kebohongan dalam Pelaksanaan Ujian Nasional (UN)
UN adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Kemendiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003.
Evaluasi yang menetapkan angka minimal untuk kelulusan dengan hanya menguji beberapa mata pelajaran sekolah dan pengalaman awal pemberlakuan UN yang menunjukkan banyak kegagalan pelajar menjadikan para pelajar se-Indonesia raya, para pendidik, dinas pendidikan dan lembaga-lembaga pendidikan menjadi ketakutan. Para pelajar ketakutan tidak lulus, para pendidik dan lembaga pendidikannya ketakutan prestis sekolahnya menurun jika banyak murid yang gagal, dan dinas pendidikan takut di cap kualitas pendidikan di daerahnya rendah jika banyak sekolah yang gagal. Akhirnya semua bersepakat untuk melaksanakan UN yang penuh kebohongan.
Para pelajar, para guru, para pengawas UN bahkan pengawas independen bekerja dengan sistem tahu sama tahu untuk menjalankan UN dengan membiarkan muridnya untuk saling mencontek bahkan guru sebagai koordinator untuk menyebarkan kunci jawaban UN. Semua teman-teman yang berprofesi guru mengakui hal ini, walaupun dengan hati prihatin tetapi alasan pembenarnya adalah bahwa sekalipun sekolahnya bermutu, soal-soal UN tetap saja tidak mampu diselesaikan dengan baik oleh para pelajar. Lihatlah sekarang bagaimana santainya para pelajar kita menghadapi UN karena mereka telah dijamin lulus dengan janji akan diberikan kunci jawaban UN dengan bayaran sejumlah uang tertentu.
2. Ketakutan dan Kebohongan dalam Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru
Ketakutan akan karir yang mandek dan tawaran menggiurkan akan tunjangan yang tinggi bagi guru-guru sertifikasi menjadikan begitu banyak guru yang berusaha melakukan berbagai cara untuk memenuhi prasyarat sertifikasi guru. Syarat memenuhi jam mengajar tertentu, menulis karya ilmiah dan mengikuti berbagai seminar dengan dibuktikan oleh sertifikat, mendorong para guru melakukan kebohongan akan laporan jumlah jam mengajar (karena seringkali jumlah jam mengajar tidak mencukupi), bekerjasama dengan berbagai lembaga-lembaga tertentu untuk menerbitkan sertifikat atas seminar-seminar fiktif (atau dengan membayar saja untuk mendapatkan sertifikat tetapi sama sekali tidak mengikuti kegiatan diklat/seminar), dan para guru menjadi penjiplak ulung atas karya ilmiah orang lain yang diklaim sebagai karya tulisnya.
3. Membangun Sekolah Berstandar Nasional/Internasional Vs Pemerataan Sekolah di Daerah-Daerah
Upaya-upaya pemerintah untuk membangun sekolah-sekolah negeri yang bertaraf nasional atau internasional sangatlah kita dukung. Akan tetapi euforia standar tersebut harusnya tidak dengan mengabaikan pemerataan pendidikan di daerah-daerah terpencil. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas bukan milik segelintir orang, tetapi merupakan hak asasi seluruh rakyat Indonesia.
Di wilayah Pulau Sumatera saja di kecamatan-kecamatan seringkali hanya memiliki satu SMP dan satu SMU yang biasanya terletak di ibukota kecamatan. Sementara akses antara satu desa ke desa lainnya sangat jauh dan tidak ada sarana transportasi yang memadai. Walaupun ada program sekolah gratis tetap saja banyak anak-anak yang tidak sanggup sekolah karena jarak sekolah yang sangat jauh. Bayangkan dengan Indonesia bagian Timur dapat dipastikan keadaannya jauh lebih memprihatinkan. Apalagi jika kita berbicara tentang fasilitas pendidikan, bukan jauh panggang dari api lagi tapi jauh asap dari api. Mana jaminan akan pendidikan untuk rakyat kecil dan jaminan pemerataan pembangunan?
4. Dunia Perguruan Tinggi yang Profit Oriented
Kuliah adalah barang yang mahal, dimulai dari pembelian formulir Ujian Masuk Universitas, biaya kuliah dan praktik, sampai dengan biaya wisuda semuanya serba mahal (Tidak hanya berlaku di Universitas Swasta tetapi juga Universitas Negeri). Berbagai program beasiswa tetap saja tidak mampu mengakomodir begitu banyak anak bangsa yang memiliki kecerdasan tetapi berkemampuan ekonomi rendah. Tingginya sumbangan pendidikan di perguruan tinggi seringkali menghentikan langkah para pelajar berpotensi untuk menginjakkan kakinya di Universitas impian.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa seringkali para dosen meminta imbalan tertentu untuk memberikan nilai yang layak kepada mahasiswanya. Para dosen mencomot sesuka hatinya hasil penelitian mahasiswa dan diakui sebagai penelitian sendiri untuk dijadikan bahan disertasi atau bahan untuk menaikkan kepangkatan. Tragisnya bahkan dunia perguruan tinggi menjadi lahan subur berkembangnya korupsi, kolusi dan nepotisme. Ketakutan akan ketidakmampuan beberapa perguruan tinggi membiayai kegiatan akademik seringkali membuat perguruan tinggi menurunkan kualitasnya demi memenuhi kouta mahasiswa, terkadang ada perguruan tinggi yang menawarkan dengan bayaran tertentu dan jaminan mendapatkan gelar akademis.
5. Kucuran Dana Bombastis Untuk Pendidikan
Prioritas alokasi dana bagi anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN dan APBD untuk peningkatan penyelenggaraan pendidikan nasional bukan hanya berarti meningkatnya mutu pendidikan dan pemerataan penyelenggaraan pendidikan, akan tetapi sekaligus menumbuhkan suburkan praktik-praktik korupsi hampir di semua lini dunia yang terkait dengan pendidikan.
Pemotongan anggaran 10-20% secara tidak resmi pada setiap pengucuran dana operasional pendidikan membuat setiap program pendidikan berjalan dengan sangat tidak optimal. Korupsi sana sini pada pengadaan barang dan jasa pendidikan membuat kita menyaksikan bagaimana bangunan-bangunan pendidikan seperti sekolah dan fasilitasnya menjadi sangat tidak berkualitas dan rentan kerusakan. Belum lagi seperti korupsi Dana Bos, penyunatan gaji dan honor guru-guru bantu, dan penyelewengan dana-dana hibah untuk dunia pendidikan.
Jika kita secara bersama-sama tidak ingin berusaha untuk memperbaiki sistem pendidikan secara menyeluruh dan berkelanjutan, jika sistem pendidikan dikembangkan hanya dengan ukuran angka-angka yang tertulis diatas kertas, dan jika dunia pendidikan dijalankan dengan berpijak pada ketakutan serta kebohongan, maka perwujudan sistem pengajaran nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlaq mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Pasal 31 ayat 3) hanya akan menjadi khayalan belaka.
Sumber : edukasi.kompasiana
Selengkapnya...
Rabu, 15 Juni 2011
Curhat Anggota DPR: Masih Ada Diantara Kami Orang yang Baik dan Punya Hati Nurani
Priyo: Masih Banyak Anggota DPR yang Punya Nurani
Jakarta - Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso membantah DPR miskin anggota yang memiliki semangat pemberantasan korupsi. Menurut Priyo, masih banyak anggota DPR yang punya nurani untuk membersihkan Indonesia dari korupsi.
"Di DPR masih bertebaran nilai nurani. Masih bertebaran mereka yang menginginkan perbaikan di negeri ini. Masih banyak juga mimpi-mimpi dan keinginan untuk membenahi semua lini," tutur Priyo.
Hal ini disampaikan Priyo menanggapi kritik sekretaris Satgas Antimafia, Denny Indrayana, yang menyebut DPR miskin figur pro pemberantasan korupsi.
Menurut Priyo, harusnya kritik tidak diarahkan ke instansi DPR secara keseluruhan. Karena menurutnya masih banyak anggota DPR yang punya niat baik memberantas korupsi.
"Jangan digebyak-pyak hanya karena problem-problem yang beberapa hari ini mendera. Banyak yang punya komuitmen memberantas korupsi," imbau Priyo.
Denny Indrayana sebelumnya menyayangkan rendahnya komitmen DPR dalam memberantas korupsi. "Good guys di dalam DPR masih kurang. Penting untuk menghadirkan figur yang anti korupsi. Jadi jangan yang sudah sedikit itu menghilang, harus dimunculkan," kata Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana usai diskusi Radio Trijaya di Warung Daun, Cikini, Jakpus, Sabtu (11/6/2011).
Denny menjelaskan, untuk menghadirkan figur-figur mumpuni di DPR yang berani memperjuangkan pemberantasan korupsi tentu harus ada seleksi yang baik dari setiap partai yang ada. Kader-kader yang memiliki komitmen pemberantasan korupsi mesti direkrut.
"Yang tak kalah penting adalah reformasi rekruitmen anggota DPR di dalam partai politik," tandasnya.
Sumber : DetikNews
Anggota yang Baik Justru Tersisih
Jakarta, Kompas – Dari 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014, tidak semuanya berkinerja kurang dan membuat citra Dewan terpuruk. Namun, anggota DPR yang berusaha berbuat baik, menyuarakan aspirasi rakyat, dan tak berperilaku negatif pun tersisih. Partai politik kurang memerhatikan dan mengutamakan mereka sehingga tak jarang anggota DPR itu frustrasi.
Demikian kesimpulan yang bisa ditarik dari percakapan Kompas secara terpisah dengan anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) DPR, Eva Kusuma Sundari; anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Malik Haramain; anggota Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo; Koordinator Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang; dan ahli hukum tata negara Irman Putra Sidin di Jakarta, Senin (18/4). Mereka menanggapi berita kualitas anggota DPR yang dilaporkan rendah (Kompas, 18/4).
Bambang dan Eva mengakui, di tengah citra negatif DPR, akibat rendahnya kinerja, masih ada sebagian wakil rakyat yang bekerja untuk kepentingan rakyat. Namun, mereka menghadapi tekanan dari kepentingan kekuasaan, terutama saat bersikap kritis.
”Menjadi anggota DPR yang benar-benar bekerja untuk rakyat itu tak mudah. Ketika mau menjalankan fungsi pengawasan terhadap pemerintah, misalnya, anggota Dewan menerima tekanan bertubi-tubi. Beberapa anggota bahkan mendapatkan intimidasi,” kata Bambang.
Menurut Eva, ada banyak tirani di DPR, seperti tirani komisi, tirani fraksi, dan tirani partai. Berbagai tirani ini memunculkan kecenderungan tidak adanya hadiah dan hukuman yang jelas untuk anggota DPR. Partai lebih menghargai anggota yang menyenangkan pimpinan dan bukan yang menyuarakan kepentingan rakyat.
Malik menambahkan, ia dapat memahami jika belakangan ini masyarakat mencitrakan buruk DPR. Namun, penilaian itu telah membuat sejumlah anggota DPR tak percaya diri saat berhadapan langsung dengan rakyat.
Menurut Malik, ada dua sebab saat ini DPR dicitrakan buruk. Pertama karena DPR gagal memenuhi harapan rakyat tentang lembaga legislatif. Kedua, banyak anggota DPR yang tidak disiplin dan berkinerja rendah.
”Ada anggota DPR yang menangis dan cerita kepada saya soal betapa mereka hanya bagian kecil dan ingin benar-benar bekerja untuk rakyat. Saking sedihnya, malah ada di antara mereka yang ingin mengundurkan diri karena lembaganya begitu jelek di mata rakyat,” ujar Sebastian.
Menurut dia, kepada sekelompok kecil anggota DPR itulah rakyat masih bisa menaruh harapan bahwa DPR bakal benar-benar mendedikasikan kerjanya untuk rakyat. ”Kami sebenarnya masih menaruh harapan, entah kepada DPR periode sekarang atau periode mendatang,” katanya. Masih ada harapan untuk memperbaiki DPR.
Akibat Partai
Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti menilai, citra buruk DPR saat ini sebagai akibat partai terus melindungi kader mereka. Pemilu juga tak dianggap sebagai mekanisme reward and punishment untuk para anggota DPR. ”Saat ini anggota DPR yang berprestasi malah tak terpilih karena parpol menempatkan mereka di daerah pemilihan yang bukan basis mereka atau nomor urutnya diturunkan. Jadi, anggota DPR yang tak berkualitas tak khawatir tidak terpilih kembali,” kata Ray.
Di sisi lain, anggota DPR yang meruntuhkan harkat dan martabat Dewan, seperti koruptor, harus diberhentikan. Badan Kehormatan DPR dan fraksi, menurut Ray, harus memanggil dan mendorong pemberhentian mereka, bukan jadi pelindung koruptor.
Bahkan, semestinya saat menjadi tersangka korupsi, anggota DPR sudah harus mengundurkan diri. Ini harus dibudayakan atau wibawa DPR semakin runtuh.
Secara terpisah, Senin di Jakarta, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar, yang pernah menjadi anggota DPR, mengakui, anggota Dewan umumnya tak menguasai semua masalah. Karena itu, anggota DPR harus dibantu staf ahli. Bahkan, apabila negara memiliki dana, seorang anggota DPR boleh didampingi 10 staf ahli agar lebih berbobot. Namun, saat ditanya anggota DPR sekarang memiliki lebih banyak staf daripada anggota DPR periode lalu, tetapi masih kurang berkualitas, dia menolak berkomentar.
Malik mengakui, kondisi DPR saat ini membuatnya tak nyaman dan tak bisa fokus dalam bekerja. Semua yang dilakukan cenderung dinilai negatif oleh rakyat. ”Ada perasaan tidak percaya diri saat berhadapan dengan rakyat. Semua yang kami sampaikan akan ditanggapi apatis,” ujarnya.
Namun, Malik mengaku, untuk mengubah DPR menjadi lebih positif bukan soal mudah. Ada banyak kepentingan dan pemikiran di lembaga itu.
Irman Putra Sidin menuturkan, siapa pun yang sekarang menjadi anggota DPR akan sulit mengubah lembaga itu menjadi lebih positif. Ini karena masalah di DPR terkait dengan sistem.
”Masalahnya, penentu DPR saat ini bukan di Gedung DPR di kawasan Senayan, tetapi di sejumlah tempat, seperti di Cikeas (rumah pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono), Lenteng Agung (Kantor DPP PDI-P), atau Slipi (Kantor DPP Golkar). Akibatnya, banyak anggota DPR merasa tidak dapat berbuat banyak hingga memilih duduk manis saja atau bahkan membuka situs porno saat sidang,” kata Irman.
Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Fadli Zon mengatakan, keterpurukan kinerja dan kualitas DPR saat ini merupakan tanggung jawab parpol. Parpol sebenarnya bisa membantu agar kadernya di DPR bisa memperbaiki kinerja dan kualitas mereka. ”Harus ada reward and punishment dari parpol terhadap anggotanya. Ukurannya dari seberapa bisa anggota DPR memperjuangkan kepentingan rakyat,” katanya.
Sumber
Selengkapnya...
Pasca 'Diteror' Warga, Ortu AL Mengungsi Ke Solo
Orang tua AL/Imam Wahyudiyanta |
Dari pengamatan detiksurabaya.com, Jumat (10/6/2011), rumah berwarna oranye itu terlihat lengang. Pagar pintunya terkunci. Tidak terlihat ada aktifitas di dalam rumah.
"Dari kemarin rumah itu sepi," kata Wasirah, tetangga depan rumah Siami, kepada wartawan.
Wasirah sendiri tidak tahu kemana keluarga tersebut pergi. Menurut keterangan Satim Heri Santoso, kakak Siami, adiknya tersebut pegi ke Solo. Widodo, suami Siami memang berasal dari Solo.
"Tadi malam dia (Siami) telepon saya, katanya dia berada di Solo," kata Satim.
Satim yang rumahnya berada di belakang rumah adiknya itu menambahkan bahwa Siami tidak bicara banyak. Hanya saja adik bungsunya itu mengatakan bahwa ia untuk sementara akan menenangkan diri di Solo. Satim tidak tahu apakah Siami juga membawa AL ke Solo atau tidak.
"Kasihan dia, makan saja dia tak mau," ujar Satim.
Kanit Binmas Polsek Tandes AKP Kamilan menambahkan, sepulang dari Balai RW VI Siami dan Widodo langsung dibawa ke Polsek Tandes. Sekitar 2 jam di Polsek, salah satu saudara Siami menjemput dan membawanya.
"Kami tidak tahu dia dibawa ke mana. Saat ini kami juga tidak tahu posisi ibu Siami," ujar Kamilan.
Sementara, Sekjen Ikatan Guru Indonesia (IGI) M Ihsan juga meminta peran serta keseriusan Pemerintah Kota Surabaya menangani masalah ini. "Jangan defensif. Ini bukti bahwa Surabaya bisa mempelopori kejujuran secara nasional
Sumber : DetikSurabaya
Selengkapnya...
Contekan Massal SDN Gadel
Ikatan Guru Minta Masyarakat Dukung Kejujuran Keluarga AL
4 |
Orang tua AL/Imam Wahyudiyanta |
"Kita harus melawan kemungkaran dan menegakkan kejujuran. Jangan sampai para wishtle blower justru menjadi korban amuk massa. Ayo semua warga Surabaya membantu bagi masa depan pendidikan Al," tegas Ketua Umum IGI Satria Dharma dalam rilis yang diterima detiksurabaya.com, Jumat (10/6/2011).
Satria mengatakan, IGI mengajak masyarakat Surabaya melawan kemungkaran dalam UN. Ajakan ini sebagai respon upaya pengusiran siswa SDN II Gadel, AL dan keluarganya dari rumahnya oleh wali murid dan warga kampung Gadel. Padahal, kata Satria, keluarga ini berinisiatif mengungkapkan kecurangan massal di SDN II Gadel.
"AL memiliki masa depan. Kita harus melawan kecurangan bersama-sama agar kasus pengusiran jangan sampai berulang," tegasnya.
Ia menerangkan, dukungan warga bisa berupa sumbangan. Sumbangan itu, juga bisa diserahkan melalui beberapa media di Surabaya. Selanjutnya, media memberikannya ke AL untuk pendidikan di masa mendatang. Media bisa membuka dompet untuk AL. Dalam kesempatan ini, IGI akan berkunjung ke media yang ada di Surabaya dan mendonasikan Rp 1 juta untuk memulai gerakan ini.
"Kami juga mengajak mahasiswa supaya tidak diam. Mahasiswa bisa menggerakkan potensinya untuk mencari donasi bagi AL dan menekan pemerintah agar segera melindungi AL dan keluarganya dari ancaman amuk massa," tegasnya.
Sekjen IGI M Ihsan menambahkan, pihaknya meminta masyarakat tidak menghakimi AL dan keluarganya. "Mereka ini pahlawan kejujuran. Mereka harus dibela dan bukan diusir," ujarnya.
Menurutnya, pahlawan cilik seperti AL dan keluarganya harus terus dicari di negeri ini. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan, kecurangan UN masih terjadi di sejumlah daerah lain.
"Guru dan siswa kita harus berani membuka kecurangan. Jadilah pahlawan seperti AL. Jangan simpan kecurangan UN," tegasnya.
Ihsan juga meminta peran serta keseriusan Pemerintah Kota Surabaya menangani masalah ini. "Jangan defensif. Ini bukti bahwa Surabaya bisa mempelopori kejujuran secara nasional," jelasnya.
Sumber: DetikSurabaya
Selengkapnya...
Selasa, 14 Juni 2011
Syarat Ekstradisi, Singapura Minta Wilayah RI..!!!
KABAR GEMBIRA... UNTUK ANDA PARA KORUPTOR...!
JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini Singapura merupakan surga bagi para koruptor Indonesia. Mereka yang melarikan diri ke negara itu tak bisa disentuh oleh aparat penegak hukum. Sebabnya, hingga kini belum ada perjanjian ekstradisi antara Indonesia dan Singapura.
Kenapa pemerintah tak mengupayakan perjanjian itu? Upaya pemerintah Indonesia untuk membuat perjanjian ekstradisi sebenarnya sudah lama dilakukan. Namun, syarat yang diajukan pemerintah Singapura dipandang sangat berat. Negeri kepala singa itu meminta wilayah.
"Sebetulnya, dulu sudah pernah dirintis membuat perjanjian dengan Singapura. Tapi, kita tidak mau menandatangani karena Singapura meminta satu daerah di tempat kita untuk dijadikan tempat pelatihan militer. Waktu itu DPR tidak setuju. Waktu itu saya jadi anggota DPR, jadi sekarang tidak bisa ditindaklanjuti," papar Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar di Gedung Kemenkum HAM, Jakarta, Kamis (9/6/2011).
Menurutnya, permintaan Singapura ini tidak lazim. Sejumlah perjanjian esktradisi yang dibuat pemerintah Indonesia dengan negara-negara lain di dunia tidak pernah ada yang mensyaratkan hal seperti itu.
"Sebetulnya ekstradisi enggak ada kaitannya dengan latihan militer dong. Di mana-mana, di seluruh dunia, enggak ada yang kayak begitu," ujar Patrialis.
Kebutuhan akan perjanjian ekstradisi dengan Singapura kembali mencuat setelah sejumlah orang yang terkait dalam satu kasus di Indonesia "melarikan diri" ke negara itu. Sebelumnya, Gayus Tambunan yang terlibat dalam perkara mafia hukum dan pajak hengkang ke Singapura. Ia bersedia dibujuk pulang oleh satgas pemberantasan mafia hukum.
Nunun Nurbaeti, tersangka kasus dugaan suap cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Idonesia yang dimenangkan Miranda Gultom pada tahun 2004 juga sempat diduga "bersembunyi" di sana. Belakangan, jejak Nunun terendus di Thailand dan Kamboja.
Saat ini, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin mengaku tengah menjalani perawatan di Singapura. Nama Nazar disebut-sebut dalam sejumlah kasus hukum di Indonesia.
Seperti diketahui, belakang Indonesia terbilang sulit untuk memulangkan tersangka kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004 Nunun Nurbaeti. Ia dikabarkan berangkat ke Singapura sejak 2010 dan tak pernah kembali. Hingga saat ini Komisi Pemberantasan Korupsi belum bisa mendatangkan Nunun karena terganjal persoalan salah satunya tak adanya perjanjian ekstradisi dengan Singapura.
Benar-benar syarat yang sangat melecehkan (pen)
sumber : Kompas
Selengkapnya...
Puluhan Ribu Guru di Bali "GAPTEK"
VIVAnews – Ada ironi di dunia pendidikan Bali. Di saat prestasi pendidikan melonjak dengan meraih nilai ujian nasional (UN) tertinggi tingkat nasional untuk SMP dan SMA, ada fakta mengejutkan. Ternyata, banyak jumlah guru yang gagap teknologi (gaptek). Bahkan, dari jumlah 50 ribu guru di Bali, 50 persennya tak bisa mengoperasionalkan komputer
"Sekarang ini banyak guru berkeyakinan yang paling penting adalah hasil UN anak didiknya bagus," ujar Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, Ida Bagus Anom, Kamis 9 Juni 2011.
Dikatakan, lantaran tak faham teknologi itu para guru yang gaptek kelabakan ketika terjadi peralihan dari sistem belajar mengajar yang manual ke penggunaan piranti teknologi canggih.
"Untuk mengatasinya kami akan melakukan segala model pembelajaran mengenai tekonologi. Nantinya, dengan cara itu kemungkinan jumlah 50 persen bisa berkurang," imbuhnya.
Anom menuturkan, para guru gaptek tersebut kebanyakan mengajar di desa-desa yang jauh dari keramaian, hingga daerah yang tidak adanya aliran listriknya. Dengan begitu, mereka mengajarkan anak didiknya dengan cara manual.
"Posisi mereka benar-benar terpojok. Kalau tidak ada listrik bagaimana mereka bisa mengenal teknologi. Namun untuk sekarang setidaknya dari 176 SD yang ada di Bali, 60 persen sudah ada listrik. Jadi, pelan-pelan kami akan melakukan pembelajaran tentang teknologi agar para guru tidak gaptek lagi," tandasnya.
Sumber : VivaNews
Selengkapnya...